Floresupdate.com, – Dalam sejuknya udara Kota Malang yang menyelimuti kampus Universitas Brawijaya, sebuah momen penuh haru dan kebanggaan mengukir sejarah pribadi yang sarat makna.
Di tengah lantunan doa dan tepuk tangan penuh cinta, Dr. Ir. Karolus Karni Lando, MBA resmi dikukuhkan sebagai doktor dalam bidang Ilmu Manajemen Strategik dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Brawijaya.
Di podium sidang terbuka promosi doktor, Karolus bukan sekadar berdiri sebagai akademisi yang berhasil menyelesaikan studi tertingginya, melainkan sebagai simbol dari ketekunan, pengabdian, dan cinta yang terpatri dalam setiap langkahnya.
Mengangkat semangat “Pain is temporary, but Doctoral Degree is forever,” ia menjadikan rasa lelah sebagai batu loncatan, bukan penghalang.
Sebuah Perjalanan, Bukan Sekadar Gelar
Menjalani studi doktoral di tengah kesibukannya sebagai Direktur RINA Asia Pacific, Karolus memilih untuk tidak hanya mengejar gelar, tetapi mempersembahkan makna dalam setiap bab perjalanan akademiknya.
Disertasinya yang kaya akan analisis dan argumentasi ilmiah tidak hanya membawanya pada nilai tertinggi, tetapi juga mendapat apresiasi mendalam dari para penguji atas kontribusinya bagi pengembangan keilmuan manajemen strategis, khususnya dalam konteks industri global.
Terima Kasih yang Tak Bertepi
Dalam pidato promosinya yang menggugah hati, Karolus mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada para pembimbing dan penguji – sosok-sosok ilmuwan yang menjadi pelita dalam gelapnya proses penelitian. Ia menyebut satu per satu dengan penuh rasa hormat:
Prof. Dr. Achmad Sudiro, SE, ME, CPHR, promotor utama yang membimbing dengan bijak dan menginspirasi,
Dr. Wahdiyat Moko, SE, MM, CPHR dan Prof. Dr. Nur Khusniyah Indrawati, SE, MSI, CSRS, CFP, ko-promotor yang penuh perhatian dan kasih dalam setiap diskusi akademik,
serta jajaran penguji internal dan eksternal yang dengan cermat mengkritisi dan memperkaya naskah disertasinya.
Tak lupa, rasa hormat yang mendalam juga disampaikan kepada Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D. Med.Sc, Dekan FEB UB, Dr. Abdul Ghofar, SE., M.Si., DBA., Ak, dan seluruh pengelola pascasarjana, baik di Malang maupun Jakarta.
Persembahan untuk Mereka yang Tersayang
Namun, di balik semua pencapaian ini, ada cinta yang tak lekang oleh waktu dan tempat. Dalam suara yang nyaris bergetar, Karolus menyebut dua nama yang tak lagi hadir secara fisik namun selalu hidup dalam nilai: almarhum Yohanes Lando dan Helena Agnes Dhane, sang ayah dan ibu, yang meletakkan fondasi kejujuran dan ketekunan sejak awal.
Ia juga menyampaikan cinta tulus kepada sang istri tercinta, Elizabeth Setiawati Belantran de Rozari, SE, serta keempat anaknya yang telah menjadi sumber semangat dan cahaya sepanjang perjalanan akademiknya:
dr. Augusta Catharine Karni Lando, S.Ked beserta suami,
dr. Augustinus Yohanes Karni Lando, S.Ked,
dr. Mira Nur Indah, S.Ked, dan
Adrianne Carolyn Karni Lando.
“Merekalah rumah saya dalam segala badai,” ungkap Karolus penuh haru.
Ilmu untuk Bangsa, Aksi untuk Dunia
Keberhasilan ini tidak berhenti pada lembar ijazah atau gelar akademik semata. Bagi Karolus, gelar doktor adalah awal dari tanggung jawab baru untuk memberi kontribusi nyata bagi kemajuan industri, kebijakan, dan pengembangan sumber daya manusia.
Ia menyatakan komitmennya untuk terus mengembangkan ilmu manajemen strategis yang relevan dan berdampak, bukan hanya di tingkat nasional, tapi juga internasional.
Ia pun tidak lupa mengapresiasi para klien PT. RINA Indonesia, yang telah membantu dalam pengisian kuesioner dan penyediaan data penting bagi penelitian disertasinya. Setiap data, setiap insight, menjadi bagian dari mozaik ilmu yang ia susun dengan tekun.
Menutup dengan Doa dan Dedikasi
“Ilmu bukan hanya untuk gelar, tetapi untuk memberi dampak. Terima kasih untuk semua yang telah menjadi bagian dari perjalanan ini,” ucapnya sambil menatap langit aula kampus dengan penuh syukur.
Dalam era yang kadang memuja kecepatan dan hasil instan, kisah Dr. Ir. Karolus Karni Lando, MBA adalah pengingat bahwa proses panjang, yang ditempuh dengan cinta, dedikasi, dan integritas, akan selalu menemukan jalannya menuju cahaya.
Dan bahwa ilmu, ketika disemai dengan hati, akan tumbuh menjadi persembahan terbaik untuk bangsa dan kemanusiaan.