Floresupdate.com—Maumere. Ketegangan antara pedagang Wuring dan pemerintah kembali mencapai titik panas setelah pemerintah mengeluarkan imbauan tegas agar seluruh pedagang mengosongkan Pasar Wuring dalam waktu tiga hari. Perintah ini sontak memicu reaksi keras dari para pedagang, terutama perempuan yang menilai keputusan tersebut mengabaikan keselamatan mereka.
Penolakan itu makin menguat setelah sebuah video yang didapatkan media ini per 3 Desember 2025, memperlihatkan sekelompok ibu-ibu pedagang menyampaikan keluhan dan ketakutan mereka secara blak-blakan. Video itu menggambarkan kondisi lapangan yang jauh dari rasa aman.
“Jualan siang kami dilecehkan, apalagi kalau kami jualan malam,” ujar seorang pedagang perempuan dengan suara yang bergetar antara marah dan takut. Ungkapan itu menegaskan bahwa Pasar Alok, lokasi yang diwajibkan pemerintah, dianggap rawan dan tidak memiliki pengawasan memadai.
Selain persoalan keamanan, para pedagang juga menyoroti dominasi pedagang besar di Pasar Alok. Mereka mengaku tidak mampu bersaing secara adil, sehingga memindahkan pedagang kecil ke sana sama saja dengan mematikan mata pencaharian mereka.
“Kami sudah jualan di Wuring, tempat yang aman dan nyaman… kalian mau pindahkan kami ke tempat yang tidak aman,” keluh seorang ibu lainnya dalam video yang sama.
Bagi para pedagang perempuan, Pasar Wuring bukan sekadar tempat mencari nafkah, tetapi juga ruang di mana mereka merasa aman, saling menjaga, dan dapat bekerja tanpa rasa takut. Karena itu, ultimatum tiga hari dari pemerintah dianggap terlalu tergesa-gesa, tidak manusiawi, dan jauh dari realitas di lapangan.
Banyak pedagang menilai kebijakan pemindahan ini tidak didukung dialog yang memadai. Mereka berharap pemerintah meninjau ulang langkah tersebut, mempertimbangkan keselamatan perempuan, dan tidak mengorbankan pedagang kecil demi kepentingan penataan semata.
Selama belum ada jaminan keamanan dan perlindungan yang jelas, para pedagang Wuring dengan tegas menyatakan menolak pindah.


