Anak-Anak Berlindung dan Berdoa di Kolong Rumah Saat Gunung Lewotobi Meletus Dahsyat

Anak-anak korban letusan dahsyat Gunung Lewotobi, Selasa (17/5/2025) sore berlindung di sebuah kolong rumah sambil berdoa.

FloresUpdate.com, Maumere – Langit di atas Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, mendadak berubah kelam.

Sekitar pukul 17.35 WITA, Gunung Lewotobi Laki-Laki meletus dahsyat, memuntahkan kolom abu setinggi 10 hingga 11 kilometer ke udara. Getaran keras terasa hingga ke permukiman warga, memicu kepanikan dan evakuasi besar-besaran.

Namun di tengah kepanikan itu, sebuah pemandangan menggetarkan hati terekam di kolong sebuah rumah warga yang sekaligus dijadikan tempat perlindungan darurat para bocah malang tersebut.

Sekelompok anak-anak, sebagian besar masih berusia sekolah dasar, terlihat berkumpul dalam lingkaran kecil.

Bukan hanya suara tangis atau dan teriakan yang terdengar, tetapi juga lantunan doa yang lirih dan tulus memohon keselamatan. Mereka saling menggenggam tangan satu sama lain, menunduk dalam kesunyian, menyerahkan diri mereka kepada perlindungan Tuhan sambil berdoa menurut kepercayaan iman mereka.

“Anak-anak ini tidak teriak, tidak panik. Mereka cuma saling pegangan tangan dan terus berdoa. Saya sendiri tidak bisa menahan air mata saat melihat mereka,” ujar Maria, salah seorang warga yang turut membantu proses evakuasi.

Momen haru ini kemudian viral di media sosial setelah foto dan video mereka dibagikan oleh relawan dan warga sekitar. Banyak netizen menyebut anak-anak ini sebagai simbol harapan di tengah bencana, cahaya kecil yang tetap menyala di balik kelamnya langit dan tebalnya abu vulkanik yang memaksa ratusan warga mengungsi.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama aparat gabungan kini tengah fokus membuka posko pengungsian di beberapa titik aman. Distribusi logistik, evakuasi warga lanjut usia, serta penyisiran wilayah rawan masih terus berlangsung.

Meski situasi masih genting, kisah doa anak-anak di bawah kolong rumah menjadi narasi yang paling menyentuh dari peristiwa ini. Sebuah pengingat bahwa bahkan dalam gemuruh bencana, harapan tidak pernah benar-benar padam. (Albert Cakramento)

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan, Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!