Dia juga menyinggung soal empat tenaga medis di RSUD Ende yang dimutasi tanpa ada dasar.
Pada kesempatan itu,Feri Taso juga menyebut soal pelayanan terhadap salah satu pasien dengan keluhan penyakit kanker dari Kecamatan Maukaro yang berobat di RSUD Ende namun oleh pihak RSUD Ende meminta rujukan ke Puskesmas Maukaro.
“Saya telpon ibu (red: Direktur RSUD Ende) to kemarin, tolong layani ini pasien rujukan dari Maukaro, bawa ke Ende, orang sakit kanker terus dari rumah sakit minta rujukan lagi ke Maukaro, coba tanpa ada saya, mati ini orang, ibu telpon saya karena ada kekuasaan saya sebagai ketua DPRD coba kalau tidak, tidak mungkin dilayani, kasihan masyarakat,” tegas Feri Taso.
Dia juga membeberkan habisnya oksigen di RSUD Ende dan masih banyak masalah lainnya.
Atas masalah-masalah yang terjadi di rumah sakit milik Pemkab Ende itu, Feri Taso meminta Plh Sekda Ende, Efrem Diakon Aina yang juga hadir pada RDP malam itu untuk dilakukan audit kinerja manajemen RSUD Ende.
Terkait dengan hilangnya uang sebesar Rp 3 miliar di RSUD Ende, Feri Taso menyebut dirinya mendapat informasi tersebut langsung dari Pj Bupati Ende, Agustinus G Ngasu maka, Rabu, 24 Juli 2024 malam langsung digelar RDP bersama pihak RSUD Ende.
Pantauan media ini di ruangan gabungan komisi sejumlah anggota DPRD kabupaten Ende hadir dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) tersebut yaitu, Ketua DPRD Fransiskus Taso, Maria Margareta Siga Sare,Yulius Cesar Nonga,SE, Mohhamad Orba Kamu Ima,SE, Fadlin Delly, Chairul Anwar, Samsudin, SE Yohanes Marinus Kota, Yohanes Donbosco Rega,SH, Maximus Deki, Mahmud, dan Shukri Abdullah.Pantauan media ini di ruangan gabungan komisi sejumlah anggota DPRD kabupaten Ende hadir dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) tersebut yaitu, Ketua DPRD Fransiskus Taso, Maria Margareta Siga Sare,Yulius Cesar Nonga,SE, Mohhamad Orba Kamu Ima,SE, Fadlin Delly, Chairul Anwar, Samsudin, SE Yohanes Marinus Kota, Yohanes Donbosco Rega,SH, Maximus Deki, Mahmud, dan Shukri Abdullah.