
Kalabahi, Floresupdate.com – James First Course, Lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan non formal yaitu Kursus dan Pelatihan Bahasa Asing, terkhususnya Bahasa Inggris. adapun lembaga yang berpusat di Kabupaten Sumba Barat Daya ini, didirikan pada Tahun 2017 dan telah memiliki ijin resmi kelembagaan oleh Kementerian Hukum dan HAM RI.
untuk diketahui juga, dari 2018 hingga 2021 JF Course telah memiliki 70 mitra Lembaga yang tersebar di seluruh Kabupaten di Pulau Sumba dan telah meluluskan hampir 10.000 siswa peserta kursus, bukan hanya di Pulau Sumba saja, lembaga ini juga telah bekerja sama dengan pemerintah Pusat, yaitu Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia.
Dan di awal tahun 2025 ini, melalui visi besarnya yaitu mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai ditengah laju perubahan, bersama Denominasi Gereja Kristen di Kabupaten Alor, JF Course telah bersepakat untuk membangun program kemitraan untuk pendampingan kursus Bahasa Inggris bagi anak-anak di 12 Pusat Pengembangan Anak (PPA) yang berlangsung selama 3 tahun dan berakhir pada tahun 2028.
Penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) antara Lembaga James First Course dan 12 PPA Cluster Alor ini, juga turut melibatkan peran bersama dari 419 orang tua Anak untuk Pengawasan dan Bimbingan Siswa-Siswi Penerima Program, adapun perjanjian dan kesepakatan ini dilaksanakan melalui beberapa Denominasi Gereja Kristen yang menyebar di Kabupaten Alor.
Lambertus James Dima, S.S, sebagai Pimpinan Lembaga, yang diwakili oleh Louwen Kafolamau, S.H selaku Supervisor lembaga area alor, dalam rilis yang diterima media ini menjelaskan, bahwa dalam pelaksanaan MOU bersama orangtua peserta didik dan pihak PPA di 12 Denominasi Gereja, dirinya rmenyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak/Ibu Pendeta dan Bapak/Ibu Kordinator PPA yang telah memberikan kepercayaan kepada Lembaga JF Course sebagai pusat belajar dan pendampingan anak untuk melatih kemampuan Bahasa Inggris selama 3 Tahun kedepan.
Lanjutnya, kehadiran JF Course di Alor melalui program kemitraan bersama Gereja dan PPA, adalah peluang emas yang harus di jemput bersama, Karena melalui program ini diharapkan mampu membawa perubahan yang signifikan bagi anak-anak yang kelak memiliki prestasi secara akademis, mampu bersaing secara global dan outputnya juga bisa berkontribusi dalam membangun daerah Alor.
Kepada orang tua dari para peserta, Louwen juga meyakinkan bahwa tujuan dilakukannya MOU tersebut, ialah untuk mengatur dan menjamin perjalanan program agar dapat mencapai target pembelajaran dan output program yang dapat diukur secara bersama. dan juga untuk mengikat dan menguatkan komitment belajar peserta kursus Bahasa Inggris selama periode belajar berlangsung hingga selesai dan mendapatkan sertifikat.
Louwen yang juga sebagai Ketua GMNI Alor itu, juga menegaskan bahwa di era globalisasi saat ini kemampuan Bahasa Inggris menjadi sangat bermanfaat bagi generasi muda, bagaimana meningkatan persaingan dalam dunia kerja, kemudahan akses informasi, perluasan wawasan, kesempatan meraih beasiswa dan kemampuan berkomunikasi secara baik dengan lebih banyak orang di seluruh dunia.
Adapun teknis pelaksanaan program kursus ini menurut Louwen, terdapat 5 tahapan awal yaitu, Pre Tes, Pengumuman hasil Pre Tes, Penandatanganan MOU bersama orangtua murid, Persiapan Modul/Buku Panduan Pembelajaran dan terakhir Persiapan serta Pembekalan Tenaga Pengajar/Guru Bahasa Inggris.
Lanjut Louwen, Untuk pelaksanaan kegiatan belajarnya meliputi, Kursus bahasa inggris dilaksanakan 2 kali dalam seminggu, totalnya 8 kali sebulan, untuk waktu kegiatan kursus berdurasi 90 menit pada setiap pertemuan, dan dilakasanakan pada sore hari mulai Pukul 15.30 – 17.00 Wita. Selanjutnya Try Out yang dilaksanakan setiap 2 kali sebulan, tes tulisnya sekali. Kegiatan selanjutnya yaitu Rapat evaluasi yg merupakan pertemuan wajib dan dilaksanakan setiap 3 bulan sekali. berikutnya Home Visit (Kunjungan Rumah) dan Pentas Bahasa Inggris (English Show) dan tahapan akhir yaitu Pemberian Sertifikat kursus Bahasa Inggris sebagai tanda pengakuan dan bukti dokumen pembelajaran selama 1 Tahun mengikuti kursus di Lembaga JF Course.
Untuk penilaian yang diterapkan oleh Lembaga JF Course kepada peserta didik, Louwen menerangkan, yaitu 60% Penilaian terhadap Kehadiran peserta didik, 20% Penilaian terhadap Keaktifan dan 20% Penilaian terhadap Etika peserta didik.