Hampir semua cabang olahraga juga dikuasainya dan masuk sebagai tim inti.
Setelah tamat SMA Syuradikara tahun 1983 ia merantau ke Jakarta. Tahun 1984 ikut test di Universitas Indonesia.
Test pertama pada saat itu ia gagal, namun sebenarnya ada beberapa Universitas lain yang bisa dia masuki karena sudah sudah lolos test, tapi ia bersikukuh harus kuliah di Universitas Indonesia, Universitas yang paling bergensi karena mutunya.
Tahun 1985 ia harus ikut lagi. Sambil mengisi waktu kuliah, ia bekerja serabutan, terutama sebagai penjaga malam di Bengkel Buana Putra terletak di depan Taman Makam Pahlawan Jakarta.
Menggunakan Lilin sebagai penerang ia melewati malam dengan belajar dengan satu tekad ia harus lulus di kesempatan kedua.