Opini  

Semalam di Pantai Kota Raja – Ende, Sekadar Melawan Lupa

Oleh Pater Kons Beo SVD

Tak lebih dari 20 menit, sampailah kami di area masuk Pantai Kota Raja.   Suasana tampak sepi. Tak banyak pengunjung. Mungkin karena ini ‘minggu malam.’ Besok hari Senin, orang-orang mesti sibuk untuk aktivitasnya. Atau, bisa jadi juga, orang-orang pada keletihan setelah keramaian di seputar perayaan HUT ke-79 RI ini. Mungkin mereka tak  berdaya lagi untuk sekadar berjubel di  ‘Kota Raja Beach by Night.’  Sudahlah…

Di area dalam, saya coba ‘menyendiri.’ Berpisah dari para ‘pengawal.’ Toh, mereka juga sibuk dengan HP masing-masing. Pokoknya kotak-katik HP lebih menarik dari menatap keteduhan laut dan deburan kecil ombak menyentuh bibir pantai.

Wah, pantai tempat bermain masa kecil di tahun 70-an ini memang sudah beda jauh. Sudah tampak gemerlap. Apresiasi buat yang menggagas tempat ‘usir dan bunuh kepenatan fisik dan rohani ini.’

Biarlah di Pantai Kota Raja kita sekadar bertukar cerita. Berbagai kata dan rasa hati, ditemani segelas minuman ringan dan penganan ala kadarnya. Kawasan ini, lumayanlah untuk sebuah kota kecil.

Saya jadinya punya satu ‘pengandaian nakal dan sedikit liar.’ Wah, sekiranya Muder Komunitas SSpS Jalan Masjid itu berani izinkan anggotanya sesekali adakan ‘syering Kitab Suci atau Ibadat Penutup’ di Pantai Kota Raja…. Tapi itu mungkin kah? Atau jangan-jangan ‘tembok pembatas’ mesti dibikin lebih tinggi. Maksudnya, agar aura malam Pantai Kota Raja jangan mengusik keheningan yang membahagiakan dan sakral bagi atmosfer komunitas.

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan, Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!