FloresUpdate.com, Maumere – Warga Sikka mengirimkan surat pengaduan kepada Aparat Penegak Hukum (APH), termasuk Kejaksaan Negeri Maumere dan Polres Sikka, terkait pengelolaan limbah medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tc Hilllers Maumere yang diduga membahayakan kesehatan masyarakat sekitar, Selasa, 14 Januari 2025.
Pengaduan tersebut menyusul keluhan serius warga yang mengaku terganggu akibat pembakaran sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) yang dilakukan pihak rumah sakit.
Gabriel Rudy, salah satu perwakilan warga yang mengajukan pengaduan, mengungkapkan bahwa pembakaran limbah medis di rumah sakit tersebut sudah menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan mereka.
“Kami merasa terancam, terutama anak-anak yang mengalami gangguan pernapasan. Bau tak sedap dan asap yang ditimbulkan dari pembakaran limbah medis ini membuat kami khawatir,” ujar Gabriel saat ditemui di kediamannya di Jalan Wairklau, Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok.
Dikatakannya, warga setempat telah melaporkan masalah ini sebelumnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada 4 November 2024 lalu di Gedung Kulababong.
Namun, hingga saat ini, tidak ada tindakan nyata dari pihak rumah sakit.
“Kami sudah menyuarakan masalah ini dalam RDP, tetapi faktanya, pembakaran limbah medis tetap dilakukan. Ini sudah sangat mengganggu kesehatan kami,” tambahnya.
Selain mengajukan surat pengaduan ke Kejaksaan Negeri Maumere dan Polres Sikka, warga juga menyampaikan keluhan mereka kepada pejabat Bupati Sikka, Dinas Lingkungan Hidup, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka.
Mereka meminta agar pihak-pihak terkait segera menindaklanjuti masalah ini untuk mencegah dampak lebih lanjut terhadap kesehatan warga.
Gabriel Rudy menegaskan, jika pihak rumah sakit tidak segera menghentikan pembakaran limbah medis, warga akan melaporkan masalah ini ke pihak kepolisian dan menyampaikan keluhan mereka hingga ke tingkat Presiden dan Kementerian Kesehatan.
“Kami sudah tidak tahu lagi harus ke mana untuk menyuarakan masalah ini. Jika pembakaran limbah terus berlanjut, kami akan melanjutkan laporan ini ke tingkat yang lebih tinggi,” tegasnya.
Dampak dari pembakaran limbah medis ini sangat dirasakan oleh warga, terutama anak-anak yang mengeluhkan gangguan pernapasan, batuk, serta iritasi pada mata dan tenggorokan akibat asap dan bau yang dihasilkan.
“Anak-anak kami jadi mudah batuk dan sesak napas. Ini bukan hanya masalah lingkungan, tapi juga masalah kesehatan yang sangat serius,” ujar salah satu warga lainnya.
Hingga berita ini diterbitkan, Direktur RSUD Tc Hilllers Maumere, dr Clara Francis belum memberikan tanggapan atau klarifikasi terkait pengaduan yang diajukan oleh warga.
Media ini telah mencoba menghubungi orang nomor satu di RSUD Tc Hilllers Maumere melalui pesan WhatsApp pada Selasa, 14 Januari 2025 sekitar pukul 17.00 WITA namun pesan tersebut hanya dibaca.
Media ini juga berupaya menelpon Direktur RSUD Tc Hilllers Maumere dr Clara Francis namun tidak direspon. (Albert Cakramento)