Program Makan Bergizi Gratis, Pendapatan Pengelola Kantin Sekolah di Sikka Menurun

FloresUpdate.com, Maumere – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan oleh pemerintah untuk memberikan makanan gratis kepada siswa, kini memasuki hari kedua pelaksanaannya.

Meski program ini mendapat apresiasi dari banyak pihak, namun ada dampak yang dirasakan oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang mengelola kantin sekolah, salah satunya adalah penurunan omset yang cukup signifikan.

Sejumlah kantin sekolah yang sebelumnya bergantung pada penjualan makanan seperti nasi, snack, dan minuman, kini menghadapi penurunan drastis dalam pendapatan mereka.

Salah satu yang merasakan dampak tersebut adalah Kantin SMP Katolik Frateran Maumere, yang dikelola oleh Koperasi Guru.

Doni, salah seorang pengurus kantin, mengungkapkan bahwa sejak program MBG dilaksanakan, omset mereka menurun tajam.

“Biasanya, kami bisa menjual sekitar 130 porsi nasi setiap harinya. Namun sejak dua hari terakhir, tidak ada sama sekali pembeli untuk nasi. Anak-anak lebih memilih makanan ringan, seperti snack, yang tersedia di kantin,” ungkap Doni.

Ia menambahkan, dalam kondisi ini, pendapatan kantin sangat terpengaruh karena mereka masih harus menanggung biaya kontrakan dan gaji karyawan yang harus tetap dibayar setiap bulan.

Doni menjelaskan, awalnya Koperasi Guru didirikan untuk mengelola kantin sekolah dan toko-toko kecil yang ada di sekitar sekolah.

Namun, dengan adanya program makan gratis yang disubsidi pemerintah, kantin sekolah kini kesulitan untuk bertahan.

“Kami memang mendukung program ini sebagai langkah pemerintah untuk memastikan siswa mendapatkan makanan bergizi. Namun, kami berharap ada solusi agar dampak terhadap usaha kecil seperti kami bisa diminimalisir,” tuturnya.

Doni juga berharap agar pemerintah dapat meninjau kembali dampak dari program ini terhadap keberlanjutan usaha UMKM yang ada di sekolah.

Ia menyarankan agar ada komunikasi dan koordinasi yang lebih baik antara pihak pemerintah dan pelaku usaha kantin untuk menemukan jalan tengah yang menguntungkan semua pihak, terutama dalam hal kesejahteraan karyawan yang menggantungkan hidupnya pada usaha kantin sekolah.

“Jika memang program ini diteruskan, kami berharap ada langkah-langkah yang bisa mengurangi dampaknya terhadap kami. Mungkin ada cara agar kantin tetap bisa beroperasi tanpa merugikan pelaku usaha kecil seperti kami,” tambah Doni.

Kondisi ini tentu menjadi perhatian bagi pemerintah setempat untuk melakukan evaluasi lebih lanjut terkait implementasi program Makan Bergizi Gratis.

Menyediakan makanan gratis untuk siswa memang sangat penting, namun kesejahteraan pelaku UMKM yang mendukung fasilitas di sekolah juga perlu diperhatikan agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

Sebagai langkah positif, diharapkan pemerintah bisa mencari solusi yang seimbang, sehingga program ini tidak hanya bermanfaat bagi siswa, tetapi juga tetap memberi ruang bagi perkembangan ekonomi lokal, khususnya bagi para pelaku usaha di sektor UMKM. (Albert Cakramento)

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan, Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!