Bagaimana pun
Tentu ada beda bro dengan perjalanan dari Roma sejak 1 Agustus 2024 itu. Uskup Budi amat sadar, kali ini ia tak lagi lakukan perjalanan ‘pergi pulang’ dari Generalat SVD menuju tempat karya sama Saudara SVD. Sebab, ‘perjalanan’ kali ini adalah awal pembuktian dari pemberian diri demi segalanya dalam Keuskupan Agung Ende.
Uskup Budi sungguh tahu, bahwa sejak namanya diumumkan resmi jadi gembala di Keuskupan Agung Ende, nama dan seluruh dirinya segera dilambungkan setingginya. Di sana-sini ia dilayang-layangkan dengan segala positif, keutamaan, kepantasan, keunggulan atau semua light side-nya. Iya, sudahlah. Itu hak dan kemerdekaan untuk bersuara dan berpendapat! Syukur, ada pula nada-nada alarm agar ‘Budi jangan terlalu dibesar-besarkan. Biarkan dia sebagaimana adanya dia….Jangan heboh yang kelewatan!’
Bagaimana pun…
Sumpek dan tumpah ruahnya segala litani puja-puji, seolah-olah dipagar dalam tembok beton de Budi numquam satis. Di perjananan dari Roma ke Ndona, sejak hari pengumuman resmi itu, rasa-rasanya Uskup Budi sudah ‘dihadang dan dimacetkan’ dengan segala macam puja-puji ini dan itu.