Secara harafiah, kata Maxi, Deo-Do merupakan akronim dari nama kedua politisi yang berasal dari latar belakang pengacara dan birokrat senior.
Deo diambil dari nama Badeoda dan Do dari Dominikus. “Sehingga paketnya menjadi Deo-Do. Arti akronim ini dalam bahasa Ende-Lio bahwa bupati dan wakil bupati Ende ke depan sudah dalam genggaman Paket Deo-Do,” ungkapnya.
Ketika ditanya apa alasan kedua pasangan ini harus melalui proses peminangan dan dipersatukan secara adat, Maxi mengaku secara adat bupati sebagai pihak laki-laki dan wakil bupati sebagai pihak perempuan.
Karena itulah, sebagai orang yang berbudaya, penyatuan kedua politisi ini harus dilakukan secara adat,” ujarnya.Menurut Maxi, keberadaan Paket Deo-Do dalam kontestasi pilkada Ende akan menjadi pembeda.