FloresUpdate.com, Ende – Opini Di era transformasi digital, teknologi telah menjadi katalisator utama dalam meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan inovasi di berbagai sektor. Namun, meski memberikan banyak manfaat, transformasi ini juga memperdalam kesenjangan sosial. Kesenjangan digital, yaitu ketimpangan akses dan kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), menjadi salah satu isu yang semakin signifikan di tengah masyarakat. Dalam konteks kesejahteraan sosial, kesenjangan digital tidak hanya berdampak pada akses terhadap informasi, tetapi juga memperburuk ketidaksetaraan dalam pendidikan, pekerjaan, dan layanan publik.
Laporan terbaru dari International Telecommunication Union (ITU) menyebutkan bahwa pada tahun 2023, hampir 2,6 miliar orang di dunia masih belum memiliki akses internet, mayoritas berada di negara berkembang. Di Indonesia, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023 menunjukkan bahwa hanya 55% rumah tangga di pedesaan yang memiliki akses internet, dibandingkan dengan 85% di perkotaan. Artikel ini akan mengupas dampak kesenjangan digital pada kesejahteraan sosial dan bagaimana kebijakan publik dapat merespons tantangan ini.
Kesenjangan Digital: Akar Masalah
Kesenjangan digital muncul dari kombinasi berbagai faktor, termasuk infrastruktur, pendidikan, ekonomi, dan geografi. Berikut adalah beberapa akar masalah yang menyebabkan kesenjangan digital di Indonesia:
1. Keterbatasan Infrastruktur TIK
Di wilayah pedesaan dan terpencil, akses ke jaringan internet masih menjadi kendala utama. Data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2023 menunjukkan bahwa 44% wilayah Indonesia belum terjangkau jaringan 4G, terutama di daerah Timur seperti Papua dan Nusa Tenggara Timur.
2. Ketimpangan Ekonomi
Biaya perangkat teknologi dan akses internet yang tinggi menjadi hambatan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Menurut laporan dari We Are Social 2024, rata-rata biaya internet di Indonesia sekitar 3% dari pendapatan bulanan. Meski terlihat rendah, bagi keluarga miskin, ini menjadi beban signifikan.
3.Literasi Digital yang Rendah
Banyak masyarakat yang tidak memiliki keterampilan dasar dalam menggunakan teknologi. Survei Indeks Literasi Digital Nasional 2023 menunjukkan bahwa literasi digital di Indonesia masih berada pada level “sedang”, dengan skor rata-rata 3,49 dari skala 5.
Dampak Kesenjangan Digital pada Kesejahteraan Sosial
Kesenjangan digital memiliki dampak luas yang merembet ke berbagai aspek kehidupan, terutama pada kelompok rentan seperti masyarakat miskin, perempuan, dan penyandang disabilitas. Berikut adalah beberapa dampak signifikan:
1. Ketimpangan dalam Pendidikan
Pandemi COVID-19 telah memperjelas dampak kesenjangan digital pada pendidikan. Ketika pembelajaran beralih ke daring, siswa dari keluarga tidak mampu dan yang tinggal di daerah terpencil kesulitan mengikuti proses belajar karena ketiadaan perangkat atau akses internet. Data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menunjukkan bahwa sekitar 27% siswa di Indonesia tidak dapat mengikuti pembelajaran daring secara penuh selama pandemi.
2. Keterbatasan Akses ke Peluang Ekonomi
Di dunia kerja, kesenjangan digital membatasi akses masyarakat terhadap pelatihan online, platform kerja jarak jauh, dan pasar digital. Hal ini menghambat mobilitas sosial bagi kelompok masyarakat yang kurang mampu. Sebuah studi dari World Bank pada 2023 mengungkapkan bahwa pekerja dengan akses internet memiliki peluang 50% lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan dibandingkan mereka yang tidak memiliki akses.