“Hal ini lahir dari kesadaran akan pentingnya perlindungan terhadap anak dan keprihatinan akan meningkatnya kasus kekerasan terhadap anak,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, dalam kerja sama dengan berbagai pihak terkait, gerakan ini hendak mengupayakan beberapa aksi konkret
Dimulai dengan menyusun jadwal kegiatan anak yang memperhatikan berbagai aspek penting demi perkembangan holistik seorang anak.
Kemudian KAE mendorong kebiasaan baik dalam keluarga supaya anak memiliki kecakapan sosial, meningkatkan partisipasi anak dalam doa dan ekaristi, menghapus berbagai tindak kekerasan fisik maupun verbal dan kekerasan seksual terhadap anak serta mendorong anak-anak untuk menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab.
“Karena kesadaran akan pentingnya KUB sebagai fokus, lokus dan subjek pastoral maka kesuksesan Gerakan ini mengandalkan partisipasi seluruh umat dalam KUB-KUB,” terangnya.
Ia menambahkan, kerja sama juga dilakukan dengan pemerintah, pemuka adat, lembaga pendidikan dan LSM-LSM.
Gereja Keuskupan Agung Ende mengharapkan bahwa dengan ini, seluruh masyarakat dapat bergerak bersama untuk memberikan perlindungan terhadap anak-anak yang merupakan masa depan Gereja dan masyarakat.
“Anak-anak merupakan anugerah bukan saja bagi keluarga tapi juga bagi seluruh Gereja dan masyarakat. Karena itu, komitmen semua pihak bagi perkembangan anak yang sehat dan integral merupakan sebuah keharusan,” katanya.