FloresUpdate.com, Ende – Presiden Joko Widodo menanggapi nasib Yohanes Ande Kala atau akrab disapa Joni yang gagal masuk TNI, karena badan tinggi belum memenuhi syarat.
Joni adalah bocah pemanjat tiang bendera di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dulu sempat mengundang Jokowi untuk diterima menjadi anggota TNI pada tahun 2018.
Kala itu, Video Joni sedang lomba tiang untuk menyelamatkan bendera yang nyaris jatuh saat upacara kemerdekaan di Pantai Motaain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, NTT viral pada 2018.
Namun, karena tingginya hanya 157 cm, Joni gagal dalam seleksi masuk TNI awal bulan ini.
Terkait nasib Joni tersebut, Jokowi mengatakan bahwa semua hal memiliki mekanisme dan aturan masing-masing
Semua ada aturannya, kata Jokowi, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV , Rabu (14/8/2024).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga meminta wartawan untuk bertanya langsung kepada Panglima TNI Agus Subiyanto yang ada di belakangnya.
“Serahkan ke Panglima (TNI), itu ada Panglima,” ujarnya.
Untuk diketahui, TNI telah memberikan kesempatan kepada Joni untuk mengikuti seleksi pada tahun 2024.
Joni juga diberi kesempatan untuk melanjutkan rangkaian tes yang diadakan di Kupang, wilayah Korem 161/WS.
Utamanya karena tinggi badan persyaratan minimal 163 sentimeter, ujar Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana Kolonel Inf Agung Udayana, dikutip dari pemberitaan Kompas.com , Selasa (6/8/2024).
“Sedangkan daerah tertinggal seperti di wilayah NTT dengan ketentuan khusus 160 sentimeter, sedangkan yang bersangkutan tingginya hanya 155,8 sentimeter. Namun ini masih tahap administrasi,” sambungnya.
Menurutnya, piagam yang diberikan dari Panglima TNI dan Mendikbud berkat aksi heroik Joni, akan menjadi bahan pertimbangan TNI AD.
Sementara tes yang akan dijalani Joni selanjutnya meliputi tes kesehatan, postur, jasmani dan akademik hingga psikotes.
Dari serangkaian tes itu, akan digali potensi terkuat dari pemuda yang kini berusia 19 tahun tersebut.